Terima Kasih Atas Kunjungan dan comentnya

Terima Kasih Atas Kunjungan dan comentnya

Sunday, October 24, 2010

Mitos


MITOS SEBAGAI LANDASAN PERKEMBANGAN
POLA PIKIR MANUSIA

A.    Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa manusia memiliki quoritas yang tinggi atau mempunyai rasa ingin tahu rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak dapat menjawab masalah dan tidak memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan diri, mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Misalnya, apakah pelangi itu? Mereka tidak dapat menjawab. Maka mereka mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa pelangi adalah selendang bidadari, maka timbullah pengetahuan baru yaitu bidadari. Pengetahuan baru itu yang merupakan kobinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut mitos. Cerita-cerita mitos itu disebut legenda. Mitos dapat diterima waktu karena keterbatasan pengindraan, penalaran dan hasrat ingin tahu yang perlu segera dipahami.
Sehubungan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode pemecahan masalah secara ilmiah yang dikenal dengan metode ilmiah (scientific method).
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700-600 SM. Sebagai contoh, orang Babylonia berpendapat bahwa alam semesta sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya, dan langit dengan bintang-bintang sebagai atapnya, dan masih banyak lagi mitos dari Babylonia. Pengetahuan semacam mitos dapat disebut pseudo science (sains palsu), artinya mirip sains, tetapi bukan sains sebenarnya.
Selanjutnya, berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang makin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna, maka mitos makin ditinggalkan orang dan cenderung menggunakan akal sehat atau rasio.
Berikut ini saya akan mencoba menyebutkan tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang telah memberikan sumbangan perubahan berpikir sebagai berikut:
1.          Anaximander, ia merupakan seorang pemikir kontemporer pada masa Thales, yang berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya hanya setengah saja.
2.          Anaximanes (560-520 SM.), berpendapat bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda itu adalah air, seperti pendapat Thales.
3.          Herakleitos (560-470 SM.), seorang pengoreksi pendapat Anaximenes bawa justeru apilah yang menyebabkan adanya transmutasi itu; tanpa api benda-benda akan tetap seperti adanya.
4.          Phytagoras (500 SM.), yang berpendapat bahwa unsur dasar semua benda semuanya adalah empat, yaitu: tanah, api, udara, dan air.
5.          Demokritas (460-370 SM.), yang berpendapat tentang unsur-unsur dasar benda.
6.          Empedokles (480-430 SM.), merupakan orang yang menyempurnakan ajaran Phytagoras tentang empat unsur dasar, yaitu: tanah, air, udara dan api.
7.          Plato (427-345 SM.), dia mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya. Menurut Plato, keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial.
8.          Aristoteles (384-322 SM.), dia berpendapat bahwa tidak ada ruang yang hampa, maka bila suatu ruang tidak terisi oleh suatu benda akan diisi oleh sesuatu yang immaterial, yaitu ether. Ajaran Aristoteles yang penting adalah pola pikir berdasar logika untuk mencari kebenaran.
9.          Ptolomeus (127 – 151 M.), seorang tokoh besar setelah Aristoteles. Buah pikirnya yang penting tentang bumi, sebagai pusat sistem tata surya (geosentris), terbentuk bulat, diam, seimbang tanpa tiang penyangga.
10.      Avicenna (Ibn Shina abad 11), seorang ahli ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kedokteran, filosuf. Selain Ibnu Shina, ahli lainnya dari dunia Islam, yaitu: Al-Buruni (abad 11), al-Khawarizzini, al-Farghani, al-Batani (abad 9), Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad 11), al-Kindi, al-Farabi (flosuf abad 10), al-Ghazali (filosof abad 11), Ibn Rusyd. Pada abad 9-11 semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan dan dikembangkan ke dalam bahasa Arab.

B.     Proses Perkembangan Pola Pikir
Setelah kita mengikuti perkembangan alam pikir manusia, yaitu yang bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia, kemudian manusia menggunakan logikanya untuk menjawab fenomena alam yang dihubungkan dengan kepercayaan dan pengalaman-pengalaman yang disebut dengan mitos, maka alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui proses perkembangan pola pikir manusia secara terperinci.
Berikut ini saya akan mencoba menjelaskan bagaimana proses perkembangan pola pikir manusia dari zaman kuno sampai zaman teknologi.
1.          Rasa Ingin Tahu
Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri, yaitu jasmaniah komplek, mengalami metabolisme atau pertukaran zat, bergerak, mudah terangsang oleh lingkungan, mempunyai potensi untuk berkembang-biak, dan pada akhirnya akan mati. Dan ciri-ciri di atas ternyata manusia itu sama dengan binatang atau makhluk lain.
Rasa ingin tahu yang dimiliki makhluk lain, seperti air dan udara atau benda mati lainnya, bukanlah atas kehendaknya sendiri, melainkan akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.
Makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang rasa ingin tahunya dengan cara pertumbuhan atau berpindah, namun pertumbuhan atau gerakan itu terbatas, yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap dan berlangsung sepanjang zaman.
Kehendak untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh binatang, yaitu untuk mengetahui apakah di tempat itu ada cukup makanan untuknya sendiri atau bersama yang lain? Apakah suatu tempat cukup aman untuk membuat sarang? dan sebagainya, merupakan pengetahuan bagi binatang. Namun, pengetahuan itu tidak berubah dari zaman ke zaman (instink).
Bagaimana halnya dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi, tidak tetap sepanjang zaman. Itulah perbedaan manusia dengan makhluk lain dalam hal rasa ingin tahu.

2.          Mitos
Proses perkembangan pola pikir manusia selanjutnya setelah rasa ingin tahu adalah mitos, yang merupakan objek kajian paper ini. Setelah kita ketahui sedikit tentang mitos yang telah diulas pada bagian A, maka untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bagian C, yaitu mitos sebagai landasan perkembangan pola pikir manusia.

3.          Mitos antara Pro dan Kontra
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya, sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus. Itulah sebabnya mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada zaman itu.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas, terjadi pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700-600 SM. Kita ambil salah satu contoh, di antaranya Heroskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada pada masa sekarang, dapat menerima karena pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengalaman tidak dapat digunakan untuk memacahkan masalah hidup yang mereka hadapi, ini merupakan contoh orang-orang yang pro akan mitos.
Kemampuan berpikir manusia semakin maju disertai perlengkapan pengamatan, misalnya teropong bintang, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan dan beralih kepada akal sehat. Inilah contoh dari orang-orang yang kontra akan mitos.
Orang-orang Yunani yang patut dicatat sebagai pelopor perubahan, sebagaimana yang telah dijelaskan sedikit pada sub bahasan A adalah sebagai berikut:
a.       Anaximander (610 – 546 SM),
b.      Anaximanes (560 – 520 SM.),
c.       Herakleitos (560 – 570 SM,),
d.      Phytagoras (+ 500 SM.),
e.       Demokritas (460-370 SM.),
f.       Empedokles (480-430 SM.),
g.      Plato (427-345 SM.),
h.      Aristoteles (384-322 SM.),
i.        Ptolomeus (127 – 151 M.),
j.        Ibn Shina (abad 11),

4.          Terbentuknya Galaxi
Sejak lama manusia telah berusaha memahami alam semesta ini. Pada zaman kejayaan Yunani orang percaya baha bumi merupakan pusat dari alam semesta ini (geosentris). Namun, pandangan itu berubah sejak abad pertengahan, yang dipelopori oleh Copernicus, menjadi heliosentrik, yaitu mataharilah yang menjadi pusat beredarnya bumi bersama planet-planet lain. Saat itu dianggap sebagai awal dari perkembangan ilmu pengetahuan alam. Pengamatan selanjutnya mengungkapkan bahwa matahari merupakan segala salah satu dari beribu-ribu bintang yang beredar mengikuti pusatnya, dan matahari termasuk galaksi. Ternyata galaksi itu tidak hanya satu, tetapi beribu-ribu jumlahnya. Galaksi tempat matahari berinduk diberi nama Milky Way atau Bima Sakti. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, apakah semua galaksi itu berpusat dari suatu induk galaksi? Beberapa teori mengungkapkan sebagai berikut:
a.      Teori Ledakan
Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti.
b.      Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu masa ekspansi dan masa kontraksi. Diduga bahwa siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun.
Dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang meredup dan unsur-unsur yang terbentuk menyusut mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.

TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI
Hipotesis Fowler (1957)
Menurut Fowler; dua belas ribu juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah seperti sekarang ini. Bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi, sehingga keseluruhan berbentuk bulat. Karena gaya bertnya, ia mengadakan kontraksi. Masa bagian luar banyak yang tertinggal dan pada yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang–bintang.

C.    Mitos Merupakan Salah Satu Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia
Mitos merupakan suatu perkembangan pola pikir manusia yang kedua setelah rasa ingin tahu.


1.      Pengertian Mitos
Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Dalam kajian ilmu filsafat, mitos ini dibuang jauh-jauh karena tidak sesuai dengan akal sehat atau rasio manusia.

2.      Sejarah Mitos
Bermula dari rasa ingin tahu yang tinggi yang merupakan ciri khas manusia, selanjutnya berkembang apa yang dinamakan mitos. Masyarakat zaman pra Yunani Kuno sekitar tahun 15 – 7 SM. Percaya pada mitos dan itu merupakan salah satu jaaban yang dihubungkan dengan pengalaman dan kepercayaan saat itu. Untuk itulah manusia mereka-reka sendiri jawban atau keingintahuan itu. Sebagai contoh; apakah pelangi itu? Karena tidak dapat dijawab. Maka mereka-reka jawban bahwa pelangi adalah selendang "bidadari", maka timbullah pengetahuan baru yaitu "bidadari".
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700 – 600 SM. Maka pada zaman itu manusia ada yang pro dan ada juga yang kontra pada mitos

3.      Timbulnya Mitos
Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indra manusia:
a.      Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan pengetahuan ini disebabkan oleh keterbatasan penginderaan, baik langsung maupun tidak langsung.


b.      Keterbatasan penalaran
Yang dimaksud keterbatasan penalaran di sini adalah keterbatasan manusia dalam pemikirannya.
c.       Ingin segera mendapat jawaban
Karena fenomena alam yang terjadi pada masa lalu mendesak manusia untuk mengemukakan jawaban, maka timbullah mitos dan ini merupakan jawaban kenapa mitos diterima pada masa itu.