A.
Pendahuluan
Iman merupakan sesuatu yang fundamental
dalam keberagamaan seseorang, karena iman merupakan modal awal dalam kehidupan bergama. Tanpa keimanan,
apa yang dilakukan seseorang tidak memiliki nilai, walaupun perbuatan itu
termasuk kategori baik dan diperintah agama. Misalnya, seseorang non muslim
bersedekah membantu seseorang yang memerlukan bantuan. Sedekah yang diberikan
itu, tidak menjadikan pahala baginya. Oleh karena itu, ketika seseorang
berkehendak untuk masuk Islam, hal pertama yang harus dilakukannya adalah
membaca syahadat, sebagai ikrar atau pengakuan atas kebenaran atas
kebenaran Islam, tanpa adanya syahadat maka belum dikatakan muslim.
Kualitas seseorang menurut Islam tidak dipandang sisi
fisik dan keduniaan, tapi kualitas seseorang menurut Islam adalah dari nilai
keimanannya. Keimanan seeorang tidak hanya terbatas pada pelaksanaan keenam
rukun iman, akan tetapi dalam keenam rukun iman terdapat cabang-cabang iman
yang harus dipenuhi oleh setiap orang sehingga mencapai derajat keimanan yang
sempurna oleh karenanya, dengan kesempurnaan keimanan ini, seseorang akan
sampai kepada derajat insan kamil (manusia paripurna).
Akan tetapi perlu diketahui, bahwa Islam,
dan iman saja belumlah cukup dalam keberagamaan seseorang, tapi harus didukung
oleh pendukung-pendukung lain sebagai penyempurna dan penguat keberagamaan
seseorang, yaitu Ihsan. Oleh karenanya, ketiga unsur tersebut, yaitu Islam,
Iman dan Ihsan merupkan trilogi dalam keberagamaan seseorang.
Mengenai hal ini, Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا
لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ : مَا اْلإِيْمَانُ ؟ قَالَ : ( اَْلإِيْمَانُ
أَنْ تُـؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَبِلِقَاءِهِ وَبِرُسُلِهِ وَتُـؤْمِنَ
بِالْبَعْثِ) قَالَ: مَا اْلإِسْلاَمُ ؟ قَالَ : (اَْلإِسْلاَمُ أَنْ تَعْبُدَ
اللهَ وَلاَتُشْرِكَ بِهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُـؤَدِّيَ الزَّكَاةَ
الْمَفْرُوْضَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ) قَالَ: مَا اْلإِحْسَانُ ؟ قَالَ : (أَنْ
تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ).
قَالَ : مَتَى السَّاعَةُ ؟ قَالَ : مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ
السَّائِلِ ، وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا.
إِذَا وَلَدَتِ اْلأَمَةُ رَبَّهَا، وَإِذَا تَطَاوَلَ رِعَاةُ
اْلإِبِلِ وَالْبَهَائِمِ فِى الْبُنْيَانِ،
فِى خَمْسٍ لاَيَعْلَمُهُنَّ إِلاَّ اللهُ) ثُمَّ تَلاَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ
الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَافِىاْلأَرْحَامِ وَمَاتَدْرِيْ تَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ
غَدًا وَمَاتَدْرِيْ نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ
خَبِيْرٌ. فَقَالَ : (رَدُّوْهُ) فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا. فَقَالَ : (هـذَا
جِبْرِيْلُ جَاءَ يُعَلِّمُ النَّاسَ)
Dari Abi
Hurairah r.a. dia berkata: “Nabi s.a.w. pada suatu hari sedang duduk bersama
orang-orang, lalu datang seorang laki-laki”, kemudian dia berkata : “Apa itu
Iman?” Nabi menjawab: “Iman adalah percaya kepada Allah, para malaikat-Nya,
bertemu dengan-Nya, para Rasul-Nya, dan percaya akan adanya kebangkitan” Dia
berkata lagi: “Apa itu Islam?” Nabi menjawab: “Islam adalah menyembah kepada
Allah serta tidak menyekutukan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat wajib,
dan puasa di bulan Ramadlan” Dia berkata lagi: “Apa itu Ihsan?” Nabi menjawab: “Menyembah Allah seperti halnya engkau
melihat Dia, jika engkau tidak melihat-Nya maka Dia melihat kamu”. Kemudian dia
berkata lagi: “Kapan Qiyamat? Nabi menjawab: “Tidaklah orang yang ditanya
tentang qiyamat lebih tahu daripada orang yang bertanya, dan aku akan
memberitahumu tentang ciri-cirinya (saja), yaitu jika seorang budak perempuan
(amat) melahirkan tuannya, dan jika orang-orang kampung, pengembala unta dan
hewan ternak saling meninggikan bangunan, dalam yang lima (ciri qiyamah) tidak
ada yang mengetahuinya kecuali Allah”. Kemudian Nabi s.a.w. membaca:
“Sesungguhnya Allah pada-Nya pengetahuan (tentang) qiyamat, Dia menurunkan
hujan, dan Dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan seseorang tidak akan
mengetahui apa yang dia kerjakan besok, dan tidak mengetahui pula di bumi mana
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Waspada”. Kemudian
laki-laki itu berpaling (pulang), kemudian Nabi berkata: “Panggil lagi orang
itu!” maka mereka para sahabat tidak melihat sesuatu apapun, kemudian Nabi
s.a.w. berkata: “Dia ini adalah Jibril datang untuk memberitahu manusia tentang
agamanya”.
Silahkan download selengkapnya!
No comments:
Post a Comment