A.
Pendahuluan
Salah satu bentuk muamalah yang diatur dalam
Islam adalah Hadiyah. Hadiah adalah memberikan sesuatu tanpa ada
imbalannya dan dibawa ke tempat orang yang akan diberi, karena hendak
memuliakannya. Hadiah dapat diberikan langsung atau diantar lansung tanpa
melalui perantara kepada si penerima, karena hadiah merupakan suatu penghargaan
dari si pemberi kepada si penerima atau prestasi atau yang dikehendakinya.
Hukum hadiah pada dasarnya adalah mubah, namun dari
hukum asal akan berubah menjadi haram (tidak boleh). Ketidakbolehan ini
didasarkan pada situasi dan kondisi ketika hadiah itu diberikan. Atau
didasarkan pada kepentingan si pemberi dan penerima hadiah tersebut. Salah satu
di antara hadiah yang tidak boleh diberikan adalah hadiah kepada pejabat.
B.
Pembahasan
1.
Teks Hadits
حَدِيْثُ
أَبِيْ حُمَيْدِ السَّاعِدِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اِسْتَعْمَلَ عَامِلاً فَجَاءَهُ الْعَامِلُ حِيْنَ فَرَغَ مِنْ
عَمَلِهِ فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ هـذَا لَكُمْ وهـذَا أُهْدِيَ لِيْ. فَقَالَ
لَهُ: أَفَلاَ قَعَدْتَ فِى بَيْتِ أَبِيْكَ وَأُمِّكَ فَنَظَرْتَ أَيُهْدَى لَكَ أَمْ لاَ ؟ ثُمَّ
قَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشِيَّةً بَعْدَ
الصَّلاَةِ فَتَشَهَّدَ وَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ قَالَ:
أَمَّا بَعْدُ، فَمَا بَالُ الْعَامِلِ نَسْتَعْمِلُهُ فَيَأْتِـيْنَا فَيَقُوْلُ:
هـذَا مِنْ عَمَلِكُمْ وَهـذَا أُهْدِيَ لِيْ أَفَلاَ قَعَدَ فِيْ بَيْتِ أَبِيْهِ
وَأُمِّهِ فَنَظَرَ هَلْ يُهْدَى لَهُ أَمْ لاَ؟ فَوَ الَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ
بِيَدِهِ لاَيَغُلُّ أَحَدُكُمْ مِنْهَا شَيْـأً إِلاَّ جَاءَ بِهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى عُنُقِهِ إِنْ كَانَ بَعِيْرًا جَاءَ بِهِ لَهُ
رُغَاءٌ وَإِنْ كَانَتْ بَقَرَةً جَاءَ بِهَا خُوْارٌ وَإِنْ كَانَتْ شَاةً جَاءَ
بِهَا تَيْعَرُ فَقَدْ بَلَّغْتُ فَقَالَ أَبُوْ حُمَيْدٍ: ثُمَّ رَفَعَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ حَتَّى إِنَّا لَنَنْظُرُ إِلَى
عُفْرَةِ إِبْطَيْهِ. (أخرجه
البخارى فى : 73 كتاب الأيمان والنذور 3. باب كيف يمين النبيِ صلّى الله عليه
وسلّم)
2.
Terjemah
Hadits
Abu Humaidi Assa’idy r.a. berkata, “Rasulullah saw. mengangkat
seorang pegawai untuk menerima sedekah/zakat kemudian sesudah selesai, ia
datang kepada Nabi saw. dan berkata, “Ini untukmu dan yang ini untuk hadiah
yang diberikan orang padaku.” Maka Nabi saw. bersabda kepadanya, “Mengapakah anda
tidak duduk saja di rumah ayah atau ibu anda apakah di beri hadiah atau tidak
(oleh orang)?” Kemudian sesudah shalat, Nabi saw. berdiri, setelah tasyahud dan
memuji Allah selayaknya, lalu bersabda. “Amma ba’du, mengapakah seorang pegawai
yang diserahi amal, kemudian ia datang lalu berkata, “Ini hasil untuk kamu dan
ini aku berikan hadiah, mengapa ia tidak duduk saja di rumah ayah atau ibunya
untuk menunggu apakah ia diberi hadiah atau tidak?. Demi Allah yang jiwa
Muhamad di tangan-Nya tiada seorang yang menyembunyikan sesuatu (korupsi), melainkan
ia akan menghadap di hari kiamat memikul di atas lehernya. Jika berupa onta
bersuara, atau lembu yang menguak atau kambing yang mengembik, maka sungguh aku
telah menyampaikan.” Abu Humaidi berkata, “kemudian Nabi saw., mengangkat kedua
tangannya sehingga aku dapat melihat putih kedua ketiaknya.” (Dikeluarkan oleh
Al-Bukhari dalam kitab ‘Aiman dan Nadzar,’bab’ Bagaimana cara Nabi saw. bersumpah,’)
Selengkapnya agan boleh mendownloadnya di sini
No comments:
Post a Comment